Rabu, 24 September 2008

Keluarga Berencana

Head line harian KOMPAS pertengahan Agustus lalu memuat sebuah berita menarik (menurut saya...). Harian tersebut mengangkat berita bahwa diperkirakan Indonesia di tahun 2012 (kalau gak salah kutip nih...) akan mengalami baby booming jika tak mewaspadai pertumbuhan jumlah populasi manusia yang terus bertambah. Jika saja program Keluarga Berencana diabaikan bukan hal mustahil baby booming tersebut akan membuat negara ini punya masalah baru (kurang lebihnya berita tersebut demikian intinya...)


bapak...ibu....teman-teman...masih ingatkah dijaman order baru lalu, betapa sering kita melihat, mendengar dan merasakan (bagi sebagian tertentu usia produktif pada masa itu) slogan "dua anak cukup". Kemana ya slogan tersebut saat ini??

tiba-tiba saya jadi ingat mars BKKBN yang dulu begitu akrab dengan televisi kita (saat masih jaman monopoli televisi itu lo.....), "keluarga berencana sudah waktunya, janganlah diragukan lagi...."

Terlepas dari gaya otoriter "sang bapak pembangunan itu", program KB saat itu dianggap sukses dan Indonesia dianggap mampu menekan laju populasi penduduknya dengan baik


Saya pribadi merupakan pendukung gerakan Keluarga Berencana, hanya saja saya tak setuju dengan slogan "2 anak cukup" itu. Bagi saya inti dari kata "keluarga Berencana" adalah, ya merencanakan pembentukan keluarga tersebut dengan matang, pendidikan macam apakah yang akan diberikan pada anak-anak baru lahir tersebut, metoda apakah yang akan digunakan dalam membersarkan dan mendidik sang buah hati tersebut bahkan hingga perencanaan financial untuk mendukung pendidikan mereka tersebut, dan bukan hanya masalah asal lahir dulu, asal sekolah dulu, asal hidup dulu....

Jadi terlepas dari masalah agama, sah-sah saja orang mau punya anak hingga 10 pun, jika semuanya telah direncanakan dengan baik. tapi nyatanya ???



Keluarga Berencana dimata saya bukan lagi program yg sekedar berkonfrontasi dengan pemeo lama "banyak anak banyak rejeki", tetapi bagi saya di jaman serba susah, dimana sudah waktunya kita concern pada masalah pendidikan dan kualitas hidup generasi penerus, kB adalah salah satu solusi untuk itu.

Bukan saya tak setuju dengan mereka yang punya anak 3, 4 bahkan lebih dari itu, selama memang pembentukan keluarga tersebut "direncanakan". Tetapi faktanya masih banyak pasangan suami istri yang beranak banyak tapi semuanya dianggap sebagai hal alamiah kodrat manusia, sehingga tiap kali ada anak baru lahir selalu berpikir, "nanti juga rejekinya mengikuti..."