Sabtu, 23 Agustus 2008

Nabung yuuukkkk....

Salah satu buku favorite saya adalah buku-buku karya penulis Safir Senduk, seorang perencana keuangan terkenal di negri ini.
Ada banyak tulisannya yang sangat mampu membuka wawasan dan paradigma saya tentang semua hal yang berhubungan dengan perencanaan keuangan keluarga. Salah satunya adalah soal kebiasaan umum masyarakat Indonesia yang mempunyai tingkat kesadaran menabung dan berinvestasi yang masih rendah.
Kata Mas Safir nih....., setiap tahun ajaran baru, umumnya para orang tua heboh memikirkan biaya sekolah anak, tiba-tiba saja pegadaian menjadi sangat sibuk, tiba-tiba semua kartu kredit menawarkan pinjaman tanpa agunan dengan segala kemudahan persyaratan, tiba-tiba banyak yang punya hutang baru entah itu sama sodara, teman, tetangga dll....
Padahal.........., masih kata Mas Safir, ketika seorang anak dilahirkan kedunia tahun sekian, orang tuanya tahu, bahwa pada tahun sekian anak tersebut akan sekolah SD, SMP, SMA dst....
tetapi ketika tiba waktunya masuk sekolah, teuteuuuupppp....kalang kabut
Ini membuktikan banyak orang tua yang tidak siap atau tepatnya tidak atau kurang mempersiapkan diri akan hal tersebut. Coba kalau begitu anaknya lahir, sang orang tua menabung untuk sekolah anak tersebut meskipun mungkin hanya Rp. 100.000,- tiap bulan, berapa jumlah uang yg terkumpul 6 tahun kemudian saat anaknya masuk SD, 12 tahun kemudian saat masuk SMP dst....
Jadi.....mengapa menabung itu penting ??? ya itu dia jawabannya
mau nabungnya di bank, di Asuransi, di Investasi, atau yang marak akhir-akhir ini yaitu asuransi plus investasi yang sering disebut unit link...

Sebenarnya apa sih artinya menabung ?????
Sebuah buku mendefinisikan menabung sebagai mengumpulkan sejumlah uang secara kontinyu hingga jangka waktu tertentu.
Lalu, jika kita punya sebuah rekening di Bank, apakah artinya kita mempunyai tabungan ?
jawabannya : belum tentu ! sebab sering orang menyebut "saya punya tabgungan di Bank A..." tapi sebetulnya aktivitas rekeningnya hanya ada aliran keluar tetapi jarang ada aliran uang masuk
Maka sangat berbeda akhirnya jika A menyimpan uang hanya seratus ribu rupiah perbulan tetapi bertahun tahun tak pernah ditarik dari rekeningnya, jika dibandingkan dengan B yang menyimpan uang jutaan rupiah tetapi setelah itu uang ditarik terus menerus tanpa mengisinya kembali.

Untuk itu bapak...ibu....yuk kita mulai menabung...
demi masa depan anak-anak kita tentunya. Bukankah bercita-cita mempunyai anak cerdas dan berhasil di masyarakat adalah cita-cita kita semua ???
tapi tentu cita-cita saja tak cukup jika tidak didukung pendidikan yang baik
dan pendidikan yang baik, tentu bicara fasilitas dan dukungan moril maupun materil
jadi rasanya tak akan rugi jika kita mulai menabung sejak hari ini, yuuuukkkk...

Obat Kuat

Suatu hari kakak Ori mengajukan sebuah pertanyaan pada ayahnya,
"ayah, mengapa ayah dan bunda tidak pernah beli Obat Kuat ???"
Untuk beberapa saat ayahnya tak bisa menjawab dan berusaha berpikir agar tidak salah memberi jawaban,
"ayah dan bunda kan tidak sakit jadi gak perlu beli obat kuat..",
"Ooooo.....gitu jadi orang sehat tidak perlu obat kuat ya ???"
"iya sayang, ...ayah dan bunda tidak perlu obat seperti itu"
Fffffiiiiuuuhhhhh.............percakapan singkat tapi padat. Ayahnya langsung menceritakan hal tersebut kepada saya. Yang terpikir oleh saya , ternyata menjadi orang tua memang tidak mudah, harus siap mengantisipasi segala pertanyaan yang jelas-jelas munculnya dari lingkungan sekitar. Jadi saya bilang pada suami, sebagai orang tua memang seharusnya kita siap dengan segala macam pertanyaan anak-anak, dan untuk itu tak bisa ditawar-tawar menjadi orang tua masa kini memang dituntut cerdas, tangkas, waspada, bijak, sabar dan sederet tuntutan lain yang semua itu hanya bisa diperoleh dari belajar dari pengalaman, mau berpikir terbuka, mau menerima input, mau sharing dengan pengalaman orang lain dan tentu yg tak kalah penting adalah komunikasi dengan anak harus terjaga baik.
Jadi, bapak......ibu......bersiaplah dengan berbagai macam pertanyaan polos khas anak-anak yang kadangkala tak bisa diduga sumbernya, waktunya dan tentu topiknya...

Jumat, 08 Agustus 2008

Sekolah Masa Kini

Sulung saya, Oriza Aleyda (6,5 thn) baru saja masuk Sekolah Dasar. Dengan hasil survey dan penjelajahan hampir se kota Bandung dan dengan segala pertimbangan dan kalkulasi, jatuhlah pilihan pada sebuah Sekolah Dasar Islam swasta di daerah timur Bandung. Sekolah berbasis metoda active learning itu memilih sistem belajar dengan prinsip belajar itu harus menyenangkan (salah satu alasan kenapa juga bundanya Ori ini memilih sekolah itu...)
Beberapa hari menjelang masuk tahun ajaran baru, sang bunda (ceritanya nih...) berusaha proaktif menanyakan ke pihak sekolah buku pegangan selama sekolah dikeluarkan penerbit apa sih (maksudnya buat persiapan ngajarin anak githcu.....), kata pihak sekolah, "semua buku sudah disediakan sekolah bu....", oow...oke, lalu,
"jadi orang tua siapkan saja buku tulis plus alat tulis mungkin ya???....",
"itu juga sudah disiapkan pihak sekolah bu..nanti jelasnya akan disampaikan di rapat orang tua dan pihak sekolah ..." jadi ??
Ternyata oh ternyata saya hanya diminta membekali anak saya ke sekolah setiap senin-jum'at itu hanya botol minum (plus air minumnya tentu), jadi ? enteng juga pikir saya padahal rasanya uang SPP gak terlalu mahal lah......
Waktu berlalu....kakak Ori sekolah bawa tas (ngotot pengen tas baru untuk masuk SD yg akhirnya hanya berisi botol minum..), setiap hari berjalan demikian...
Hari berganti hari, tiap malam saya bertanya, "tadi belajar apa kak..?", kakak Ori bilang, "lupa bun........", hoalaaaahhhhh..... mana tak ada buku, tak ada PR.
Jelas saja saya penasaran, buku tak ada, anak tak bisa diajak dialog soal pelajaran sekolah.....duh gimana nih ? jangan-jangan..........
Meskipun saya mengikuti rapat para orang tua mengenai materi pelajaran dan sistem pembelajaran sebelum tahun ajaran dimulai, tapi teuteup...rasanya gak "nyampe"
Masuk 2 minggu pertama, muncullah sebuah surat disertai sebuah berkas rangkuman dari sekolah, olalala.....ini toh yg diajarkan sekolah pada anak saya ???
jadi berkas itu berupa rangkuman silabus materi pelajaran selama 2 minggu lengkap dgn contoh-contoh soalnya dan guru memberikan pelajaran tersebut dengan cara seperti apa, misal untuk pelajaran Bahasa Indonesia, ada materi membedakan huruf vokal dan konsonan dengan semacam games, dalam sebuah sheet anak-anak diminta melingkari mana yg huruf vokal, dst......
baru saya ngeh, ooo gini toh, anak-anak sekarang cara belajarnya, coba 30 tahun lalu ada cara seperti itu.........

Prakata 2

Salam kenal buat semua yg berkunjung ke blog saya, blog minimalis (kan trend nya minimalissss...hehe), tapi semoga bisa menjadi sarana sharing terutama untuk hal-hal yang selalu melahirkan rasa penasaran saya, kisah-kisah seputar perempuan, anak-anak dan pendidikan.......yuk kita sharing...

Senin, 04 Agustus 2008

Menabung

Sebuah iklan mengenai produk tabungan dari sebuah bank, sedikit mengusik saya, bergambar beberapa anak balita dengan topi toga, bertuliskan "jangan hanya bisa bertanya, mau jadi apa kelak

Prakata

Dunia internet bukan hal baru sebetulnya untuk saya, tetapi baru kali ini mencoba lebih jauh untuk menyelami dan berinteraksi di dunia maya ini. Jadi bukan hanya browsing web ini itu yang tinggal klik dan baca. Alhamdulillah meskipun "susah payah" akhirnya bisa juga membuat sebuah blog pribadi, yang meskipun tidak cantik dan sangat simple tetapi mudah-mudahan bisa menjadi sarana silaturahmi dengan teman, kerabat maupun bunda-bunda lain yang Insya Allah bisa menjadi tempat sharing ilmu dan informasi yang mudah-mudahan saja bisa memberi manfaat. Amiinn..