Selasa, 05 Mei 2009

Akibat Cinta Baca...

Siapakah yang duduk di atas tembok sambil membaca buku ?

itu adalah contoh kalimat yang dibuat Ori berdasarkan PR dari sekolah. Perintahnya adalah tulislah contoh kalimat tanya menggunakan kata Siapa

saya geleng-geleng kepala, sebuah contoh kalimat yang ditulis oleh anak kelas 1 SD demikian lengkapnya sesuai kaidah bahasa.
Tak perlu pendapat seorang pakar, tetapi secara logika seseorang yang sering membaca (buku, koran bahkan iklan), maka akan memiliki perbendaharaan kosa kata yang lebih banyak dibanding mereka yang tidak suka membaca. Jadi tak heran kalau contoh kalimat yang ditulis Ori bukan "Siapakah namamu ?" atau "Siapakah dia ?". Ada "muatan" yang lebih terasa berbobot dalam contoh kalimat tersebut.
Dimana kira-kira ide tersebut diperoleh Ori, saya menduga itu ada di buku petualangan sekelompok anak kampung Bullerbyn, buku karya penulis Swedia Astrid Lingrend (yang pernah saya ceritakan sebelumnya)

Jadi, tak ada proses belajar kosa kata terbaik untuk anak-anak selain dari buku bacaan dan Ori sudah membuktikannya. Contoh kalimat diatas original dibuat oleh Ori sendiri (sebab karena Bunda bekerja, maka Ori harus membuat PR sendiri dan Bunda akan memeriksanya setelah sampai di rumah sepulang kerja, ma'afkan Bunda ya sayang, tetapi jadinya Ori kan mandiri, Bunda bangga padamu nak....)

Tetapi ada resiko besar yang harus saya tanggung "akibat" kesukaan kami pada buku dan bacaan. Dompet jadi tipis terus!!!
Di negri ini semua mengakui, buku merupakan sesuatu barang yang mahal. Bayangkan harga sebuah buku bacaan karya penulis lokal saja dengan ilustrasi sederhana tak akan bisa diperoleh dengan harga Rp. 5000
Sehingga tak heran jika berdasarkan penelitian masyarakat Indonesia mempunyai daya baca yang rendah kurang lebih 1:150 (kalau gak salah kutip nih dari siaran radio...), artinya dari 150 orang, maka hanya 1 orang yang membaca buku. Luar Biasa!!
Tapi siapa yang mau disalahkan ? sebab buku sesuatu yang mahal. Boro-boro untuk hobi dan kebiasaan, untuk kebutuhan dasar pendidikan saja, buku sangatlah mahal.
Untuk itu, jika ada obral buku murah, jangan heran kalau saya rela berdesak-desakan berburu buku-buku menarik dengan harga yg jauh lebih menarik (baca: obral!!!)
Karena kecintaan pada buku pula, saya mengubah paradigma tentang side job (sssstttt...kantor saya melarang karyawan side job...tapi kan side job saya tak sejenis dengan usaha kantor saya....rada ngeles nih..semoga ibu Manager HRD gak baca tulisan ini...)
Buku telah membawa saya pada suatu komunitas tukang dagang berupa jual buku!! ya benar jual buku!! Bunda Dini jual buku supaya bisa beli buku !!!
jadi jangan membayangkan gaji saya seehem sehingga bisa selalu beli buku, salah besar Moms!! Bunda jualan buku dengan cara direct selling. Tiap ngejual satu buku, yang terpikir bukan beras di rumah atau kosmetik pemutih merek X yg gencar muncul di televisi, tapi yang terpikir asyiiiikkk....bisa beli buku nih. Alhamdulillah jualan bunda lancar karena yg beli orang-orang sejenis, orang-orang yang rada-rada suka melotot tiap lihat buku bagus.

Jadi, bapak...ibu...sebetulnya gak ada alasan gak beli buku kalau kita kreatif. Ternyata bahkan dengan jualan buku menggunakan sistem direct selling...(jualan hampir tanpa modal ..) alhamdulillah bisa beli buku bagus. jadi sedikit promo nih.....kalau mau beli buku bagus hubungi saya deh...hehehe....

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Keren bun