Minggu pagi itu, saya sedang memotong kuku jari ori di belakang rumah saat dia seperti biasa berceloteh,
"Bun...bu guru pernah gak percaya lo..sama aku"
"gak percaya gimana ?"
"iyaa...waktu itu bu guru bilang kalau laba-laba itu golongan serangga"
"kata Erin dan aku laba-laba itu bukan golongan serangga sebab serangga itu kakinya 6, tapi laba-laba kakinya 8"
"$&*???????????.............lalu?"
"terus aku bilang, Bu guru laba-laba itu bukan serangga, aku juga bilang soal kakinya itu, tapi kata bu guru tetap serangga"
"teman-teman lain gimana ? apa sependapat?"
"iya abis semuanya juga kayaknya percaya bu guru"
"lalu Ori gimana ?"
"ya aku diem aja ya udah abis bu guru gak percaya"
"Ori kok yakin begitu ?"
"iya kan ada di buku Ding Dong, tapi besoknya bu guru bilang, ternyata betul kata Ori, laba-laba itu bukan serangga"
"jadi laba-laba itu golongan apa ?"
"ya sendiri aja bukan serangga"
"apa golongan vertebrata ?"
"hehehe.....nanti aku baca lagi ya"
itu adalah percakapan saya dan ori sambil memotong kuku jarinya itu. Luar biasa (bukan karena dia anak saya lo....). Tapi kelas 2 SD sudah berani "mendebat" gurunya dengan alasan yang masuk akal dan ilmiah. dan untunglah bu guru mau meralat dengan menyebut bahwa Ori benar, sebab dari nada bicara Ori saat bilang bu guru gak percaya sama aku, terasa sekali bahwa dia kecewa.
Moms!, wawasan memang dapat diperoleh dari mana saja. Saya rekomendasikan deh anak-anak seumur Ori membaca buku Ding Dong itu. Ding Dong adalah tokoh utama dalam buku Educomics karya kartunis dan penulis Korea (kalau gak salah judul bukunya 3 menit belajar ilmu pengetahuan). Saya sudah sering ikut-ikutan membaca buku ini. Buku ilmu pengetahuan dan science ini dibuat secara ilmiah tetapi disajikan dengan humor yg karikatural. Lucu banget deh....pokoknya Ori dan Bunda bisa terpingkal-pingkal padahal sedang belajar ilmu pengetahuan. Dan soal Bunda gaya banget tanya apakah itu golongan vertebrata, sebenernya bukan karena Bunda pinter hehehe...tapi karena Bunda jadi ikutan belajar apa yang sedang Ori pelajari. Jadi ortu jaman sekarang bener-bener kudu up date nih..
"kok Erin juga tahu soal laba-laba itu, apa kalian saling dukung karena sahabatan ?"
"enggak, memang Erin tahu kan Erin sudah meminjam semua buku Ding Dong aku"
"ooooooo........"
Benang merahnya Moms!
1. Jangan menganggap remeh komentar anak-anak (saya juga baru tahu dari Ori karena kebetulan belum baca Ding Dong yg laba-laba itu, bahwa laba-laba bukan serangga, atau ibu dan bapak pada tahu ??? berarti saya yang ketinggalan info ya hehe....gak up date deh Bunda)
2. Wawasan dan pengetahuan bisa didapat dari mana saja, teman, sahabat, buku komik sekalipun, asal sudah diseleksi tentu komiknya ya, jadi gak melulu dari buku sekolah
Moms....minggu pagi itu rasanya tak terkira bangganya saya pada si sulung ini.
Selasa, 18 Agustus 2009
Jumat, 14 Agustus 2009
Kelas 2 SD...
Kakak Ori kelas 2 SD!!...wuih...gak terasa udah naik kelas 2 SD. Ori tambah tinggi, no sepatunya sudah 33, waahh...bentar lagi tinggimu nyusul Bunda nak...
Kesukaannya akan membaca dan menulis makin menjadi-jadi. Tiada hari tanpa menulis, tiada hari tanpa membaca. Bangkrut-bangkrut deh...Bunda hampir tiap minggu mampir di Gramedia mencari buku terbaru untuk Ori baca (tepatnya sih cari buku obralan..ngirit!!)
Berlembar-lembar kertas berserakan di kamarnya jika mood menulisnya datang. Kertas besar, kertas kecil, atau apa saja yg bisa ditulisin. Ada cerita pendek, ada puisi ada juga sekedar kalimat-kalimat pendek penuh daya imajinasi. Subhanallah....rasanya tak sia-sia menanamkan cinta membaca kepada kedua bocah itu. Rasanya bangkrut juga ikhlas...(asal masih bisa makan tentu...hehehe...)
Kadang pengen ketawa sendiri membaca tulisan-tulisan Ori. Keliatan banget bahwa emaknya itu saya hehehe...ya Ori selalu menjadikan tokoh utamanya perempuan, dan jagoan!! Ori pernah protes, mengapa katanya kalau ada cerita tentang adik kakak di buku cerita atau film, selalu kakaknya yg laki-laki dan adiknya yg perempuan. Jadi selalu kakaknya yg bantuin adiknya, belain adiknya. Nah kan ? bunda banget deh...anti gender!!! hehe..
Di kelas 2, Ori sudah harus menulis daftar kegiatan di buku komunikasinya secara mandiri, tidak dituliskan lagi oleh ibu guru. Dan selalu setiap hari, buku komunikasi itu penuh sesak dengan tulisan.
Hari ini seru....karena pelajaran Math nya asyiiikk.... (lalu ada gambar kartun kecil muka orang yg tersenyum, hoalah...), atau kadang yg ditulisnya
Tadi aku belajar TOI nya seru banget, banyak ceritanya....
yah...kalau tiap hari pelajaran apapun disebut seru dan menyenangkan, kok Bunda jadi pengen kecil lagi, sekelas dengan Ori di sekolah yg sama dan belajar dengan metoda seperti yg Ori dapat. Bunda ngiri nih...
Kesukaannya akan membaca dan menulis makin menjadi-jadi. Tiada hari tanpa menulis, tiada hari tanpa membaca. Bangkrut-bangkrut deh...Bunda hampir tiap minggu mampir di Gramedia mencari buku terbaru untuk Ori baca (tepatnya sih cari buku obralan..ngirit!!)
Berlembar-lembar kertas berserakan di kamarnya jika mood menulisnya datang. Kertas besar, kertas kecil, atau apa saja yg bisa ditulisin. Ada cerita pendek, ada puisi ada juga sekedar kalimat-kalimat pendek penuh daya imajinasi. Subhanallah....rasanya tak sia-sia menanamkan cinta membaca kepada kedua bocah itu. Rasanya bangkrut juga ikhlas...(asal masih bisa makan tentu...hehehe...)
Kadang pengen ketawa sendiri membaca tulisan-tulisan Ori. Keliatan banget bahwa emaknya itu saya hehehe...ya Ori selalu menjadikan tokoh utamanya perempuan, dan jagoan!! Ori pernah protes, mengapa katanya kalau ada cerita tentang adik kakak di buku cerita atau film, selalu kakaknya yg laki-laki dan adiknya yg perempuan. Jadi selalu kakaknya yg bantuin adiknya, belain adiknya. Nah kan ? bunda banget deh...anti gender!!! hehe..
Di kelas 2, Ori sudah harus menulis daftar kegiatan di buku komunikasinya secara mandiri, tidak dituliskan lagi oleh ibu guru. Dan selalu setiap hari, buku komunikasi itu penuh sesak dengan tulisan.
Hari ini seru....karena pelajaran Math nya asyiiikk.... (lalu ada gambar kartun kecil muka orang yg tersenyum, hoalah...), atau kadang yg ditulisnya
Tadi aku belajar TOI nya seru banget, banyak ceritanya....
yah...kalau tiap hari pelajaran apapun disebut seru dan menyenangkan, kok Bunda jadi pengen kecil lagi, sekelas dengan Ori di sekolah yg sama dan belajar dengan metoda seperti yg Ori dapat. Bunda ngiri nih...
Selasa, 05 Mei 2009
Akibat Cinta Baca...
Siapakah yang duduk di atas tembok sambil membaca buku ?
itu adalah contoh kalimat yang dibuat Ori berdasarkan PR dari sekolah. Perintahnya adalah tulislah contoh kalimat tanya menggunakan kata Siapa
saya geleng-geleng kepala, sebuah contoh kalimat yang ditulis oleh anak kelas 1 SD demikian lengkapnya sesuai kaidah bahasa.
Tak perlu pendapat seorang pakar, tetapi secara logika seseorang yang sering membaca (buku, koran bahkan iklan), maka akan memiliki perbendaharaan kosa kata yang lebih banyak dibanding mereka yang tidak suka membaca. Jadi tak heran kalau contoh kalimat yang ditulis Ori bukan "Siapakah namamu ?" atau "Siapakah dia ?". Ada "muatan" yang lebih terasa berbobot dalam contoh kalimat tersebut.
Dimana kira-kira ide tersebut diperoleh Ori, saya menduga itu ada di buku petualangan sekelompok anak kampung Bullerbyn, buku karya penulis Swedia Astrid Lingrend (yang pernah saya ceritakan sebelumnya)
Jadi, tak ada proses belajar kosa kata terbaik untuk anak-anak selain dari buku bacaan dan Ori sudah membuktikannya. Contoh kalimat diatas original dibuat oleh Ori sendiri (sebab karena Bunda bekerja, maka Ori harus membuat PR sendiri dan Bunda akan memeriksanya setelah sampai di rumah sepulang kerja, ma'afkan Bunda ya sayang, tetapi jadinya Ori kan mandiri, Bunda bangga padamu nak....)
Tetapi ada resiko besar yang harus saya tanggung "akibat" kesukaan kami pada buku dan bacaan. Dompet jadi tipis terus!!!
Di negri ini semua mengakui, buku merupakan sesuatu barang yang mahal. Bayangkan harga sebuah buku bacaan karya penulis lokal saja dengan ilustrasi sederhana tak akan bisa diperoleh dengan harga Rp. 5000
Sehingga tak heran jika berdasarkan penelitian masyarakat Indonesia mempunyai daya baca yang rendah kurang lebih 1:150 (kalau gak salah kutip nih dari siaran radio...), artinya dari 150 orang, maka hanya 1 orang yang membaca buku. Luar Biasa!!
Tapi siapa yang mau disalahkan ? sebab buku sesuatu yang mahal. Boro-boro untuk hobi dan kebiasaan, untuk kebutuhan dasar pendidikan saja, buku sangatlah mahal.
Untuk itu, jika ada obral buku murah, jangan heran kalau saya rela berdesak-desakan berburu buku-buku menarik dengan harga yg jauh lebih menarik (baca: obral!!!)
Karena kecintaan pada buku pula, saya mengubah paradigma tentang side job (sssstttt...kantor saya melarang karyawan side job...tapi kan side job saya tak sejenis dengan usaha kantor saya....rada ngeles nih..semoga ibu Manager HRD gak baca tulisan ini...)
Buku telah membawa saya pada suatu komunitas tukang dagang berupa jual buku!! ya benar jual buku!! Bunda Dini jual buku supaya bisa beli buku !!!
jadi jangan membayangkan gaji saya seehem sehingga bisa selalu beli buku, salah besar Moms!! Bunda jualan buku dengan cara direct selling. Tiap ngejual satu buku, yang terpikir bukan beras di rumah atau kosmetik pemutih merek X yg gencar muncul di televisi, tapi yang terpikir asyiiiikkk....bisa beli buku nih. Alhamdulillah jualan bunda lancar karena yg beli orang-orang sejenis, orang-orang yang rada-rada suka melotot tiap lihat buku bagus.
Jadi, bapak...ibu...sebetulnya gak ada alasan gak beli buku kalau kita kreatif. Ternyata bahkan dengan jualan buku menggunakan sistem direct selling...(jualan hampir tanpa modal ..) alhamdulillah bisa beli buku bagus. jadi sedikit promo nih.....kalau mau beli buku bagus hubungi saya deh...hehehe....
itu adalah contoh kalimat yang dibuat Ori berdasarkan PR dari sekolah. Perintahnya adalah tulislah contoh kalimat tanya menggunakan kata Siapa
saya geleng-geleng kepala, sebuah contoh kalimat yang ditulis oleh anak kelas 1 SD demikian lengkapnya sesuai kaidah bahasa.
Tak perlu pendapat seorang pakar, tetapi secara logika seseorang yang sering membaca (buku, koran bahkan iklan), maka akan memiliki perbendaharaan kosa kata yang lebih banyak dibanding mereka yang tidak suka membaca. Jadi tak heran kalau contoh kalimat yang ditulis Ori bukan "Siapakah namamu ?" atau "Siapakah dia ?". Ada "muatan" yang lebih terasa berbobot dalam contoh kalimat tersebut.
Dimana kira-kira ide tersebut diperoleh Ori, saya menduga itu ada di buku petualangan sekelompok anak kampung Bullerbyn, buku karya penulis Swedia Astrid Lingrend (yang pernah saya ceritakan sebelumnya)
Jadi, tak ada proses belajar kosa kata terbaik untuk anak-anak selain dari buku bacaan dan Ori sudah membuktikannya. Contoh kalimat diatas original dibuat oleh Ori sendiri (sebab karena Bunda bekerja, maka Ori harus membuat PR sendiri dan Bunda akan memeriksanya setelah sampai di rumah sepulang kerja, ma'afkan Bunda ya sayang, tetapi jadinya Ori kan mandiri, Bunda bangga padamu nak....)
Tetapi ada resiko besar yang harus saya tanggung "akibat" kesukaan kami pada buku dan bacaan. Dompet jadi tipis terus!!!
Di negri ini semua mengakui, buku merupakan sesuatu barang yang mahal. Bayangkan harga sebuah buku bacaan karya penulis lokal saja dengan ilustrasi sederhana tak akan bisa diperoleh dengan harga Rp. 5000
Sehingga tak heran jika berdasarkan penelitian masyarakat Indonesia mempunyai daya baca yang rendah kurang lebih 1:150 (kalau gak salah kutip nih dari siaran radio...), artinya dari 150 orang, maka hanya 1 orang yang membaca buku. Luar Biasa!!
Tapi siapa yang mau disalahkan ? sebab buku sesuatu yang mahal. Boro-boro untuk hobi dan kebiasaan, untuk kebutuhan dasar pendidikan saja, buku sangatlah mahal.
Untuk itu, jika ada obral buku murah, jangan heran kalau saya rela berdesak-desakan berburu buku-buku menarik dengan harga yg jauh lebih menarik (baca: obral!!!)
Karena kecintaan pada buku pula, saya mengubah paradigma tentang side job (sssstttt...kantor saya melarang karyawan side job...tapi kan side job saya tak sejenis dengan usaha kantor saya....rada ngeles nih..semoga ibu Manager HRD gak baca tulisan ini...)
Buku telah membawa saya pada suatu komunitas tukang dagang berupa jual buku!! ya benar jual buku!! Bunda Dini jual buku supaya bisa beli buku !!!
jadi jangan membayangkan gaji saya seehem sehingga bisa selalu beli buku, salah besar Moms!! Bunda jualan buku dengan cara direct selling. Tiap ngejual satu buku, yang terpikir bukan beras di rumah atau kosmetik pemutih merek X yg gencar muncul di televisi, tapi yang terpikir asyiiiikkk....bisa beli buku nih. Alhamdulillah jualan bunda lancar karena yg beli orang-orang sejenis, orang-orang yang rada-rada suka melotot tiap lihat buku bagus.
Jadi, bapak...ibu...sebetulnya gak ada alasan gak beli buku kalau kita kreatif. Ternyata bahkan dengan jualan buku menggunakan sistem direct selling...(jualan hampir tanpa modal ..) alhamdulillah bisa beli buku bagus. jadi sedikit promo nih.....kalau mau beli buku bagus hubungi saya deh...hehehe....
Selasa, 28 April 2009
Biar Cinta Baca..
Kisah Ori dan kekutubukuannnya yang makin menjadi-jadi itu, tentu membuat saya jadi suka termasuk golongan ibu-ibu sombong (maksudnya di omong-omong ke banyak orang gitu...abis kayaknya sah-sah aja deh ibu-ibu sombong soal anaknya, biarpun mungkin sebetulnya kemampuan sang anak standar-standar aja hehe..)
Hingga suatu hari, seorang teman bertanya, kok anaknya yang duduk di kelas 2 SD susah banget ya disuruh baca, kok gak suka baca lama-lama, gimana sih caranya biar sang anak senang baca?
Saya berpikir, mengurut ulang kejadian beberapa tahun kebelakang ..
bagaimana awalnya Ori jadi suka baca begitu rupa, padahal rasanya semua anak yang lahir normal ya lahir dengan kemampuan yang rata-rata deh..standar maksudnya sama-sama gak bisa apa-apa
Kenapa ya ?
Gimana ya?
Saya bukanlah pakar pendidikan maupun psikolog, tapi saya ingat-ingat sejak kecil saya memang senang sekali membaca (terimakasih buat ayahanda bapak Djochan tercinta yang mantan wartawan sehingga kami sekeluarga sejak dulu biar hidup standar tapi gak pernah kekurangan bahan bacaan....minimal koran gratis jatah dari kantornya bapak hehehe..)
Ketika duduk di bangku SMP bahkan saya merelakan semua uang saku untuk ditabung di kotak pensil hanya supaya bisa beli majalah Hai atau buku serial Trio Detektif.
Sehingga ketika saya punya anak, keinginan saya tak muluk-muluk, saya hanya ingin seperti bapak dan mamah yang selalu support untuk masalah pendidikan dan buku!!
Saya sudah membacakan cerita pada Ori sejak lahir (harusnya malah Bunda bacakan cerita sejak kamu dalam kandungan sayang...tapi ma'af Bunda suka gak punya waktu...)
Saya membiasakan Ori memainkan mainan berupa buku-buku khusus untuk bayi, baik terbuat dari kain maupun plastik (alhamdulillah waktu itu dapet barang obralan di BSM, rada kucel gitu deh...tapi lumayan setelah dicuci oke kok)
Jadi kalau ditanya, bagaimana caranya menanamkan cinta buku atau biar anak cinta baca, saya sulit merumuskannya dalam bahasa baku gaya para psikolog.
Tapi yang jelas menurut saya, kesimpulannya kurang lebih
1. Tanamkan cinta baca sejak dini, misal dengan dongeng
2. Ciptakan lingkungan yang mendukung (jangan mimpi anak suka baca, kalau ortu gak pernah baca, apalagi kalau ortu hanya baca tabloid gosip atau koran "pelat merah"), intinya Ortu harus jadi model
3. fasilitasi (apa yang mau dibaca anak, kalau tak ada bahan bacaan, gak papalah...kalau gak sanggup beli masa gak sanggup minjem atau cari obralan deh..lumayan kok buku kan gak kayak koran harus up date)
Jadi, yang terpikir oleh saya saat sang teman bertanya tersebut, adalah balik bertanya "orang tuanya suka baca gak.....???" sang teman langsung ketawa ngakak, nah kan! sudah terjawab kalau begitu jelas deh..kenapa anaknya tak terlalu suka baca buku
Hingga suatu hari, seorang teman bertanya, kok anaknya yang duduk di kelas 2 SD susah banget ya disuruh baca, kok gak suka baca lama-lama, gimana sih caranya biar sang anak senang baca?
Saya berpikir, mengurut ulang kejadian beberapa tahun kebelakang ..
bagaimana awalnya Ori jadi suka baca begitu rupa, padahal rasanya semua anak yang lahir normal ya lahir dengan kemampuan yang rata-rata deh..standar maksudnya sama-sama gak bisa apa-apa
Kenapa ya ?
Gimana ya?
Saya bukanlah pakar pendidikan maupun psikolog, tapi saya ingat-ingat sejak kecil saya memang senang sekali membaca (terimakasih buat ayahanda bapak Djochan tercinta yang mantan wartawan sehingga kami sekeluarga sejak dulu biar hidup standar tapi gak pernah kekurangan bahan bacaan....minimal koran gratis jatah dari kantornya bapak hehehe..)
Ketika duduk di bangku SMP bahkan saya merelakan semua uang saku untuk ditabung di kotak pensil hanya supaya bisa beli majalah Hai atau buku serial Trio Detektif.
Sehingga ketika saya punya anak, keinginan saya tak muluk-muluk, saya hanya ingin seperti bapak dan mamah yang selalu support untuk masalah pendidikan dan buku!!
Saya sudah membacakan cerita pada Ori sejak lahir (harusnya malah Bunda bacakan cerita sejak kamu dalam kandungan sayang...tapi ma'af Bunda suka gak punya waktu...)
Saya membiasakan Ori memainkan mainan berupa buku-buku khusus untuk bayi, baik terbuat dari kain maupun plastik (alhamdulillah waktu itu dapet barang obralan di BSM, rada kucel gitu deh...tapi lumayan setelah dicuci oke kok)
Jadi kalau ditanya, bagaimana caranya menanamkan cinta buku atau biar anak cinta baca, saya sulit merumuskannya dalam bahasa baku gaya para psikolog.
Tapi yang jelas menurut saya, kesimpulannya kurang lebih
1. Tanamkan cinta baca sejak dini, misal dengan dongeng
2. Ciptakan lingkungan yang mendukung (jangan mimpi anak suka baca, kalau ortu gak pernah baca, apalagi kalau ortu hanya baca tabloid gosip atau koran "pelat merah"), intinya Ortu harus jadi model
3. fasilitasi (apa yang mau dibaca anak, kalau tak ada bahan bacaan, gak papalah...kalau gak sanggup beli masa gak sanggup minjem atau cari obralan deh..lumayan kok buku kan gak kayak koran harus up date)
Jadi, yang terpikir oleh saya saat sang teman bertanya tersebut, adalah balik bertanya "orang tuanya suka baca gak.....???" sang teman langsung ketawa ngakak, nah kan! sudah terjawab kalau begitu jelas deh..kenapa anaknya tak terlalu suka baca buku
Cinta baca....
Memasuki pertengahan semester genap, Ori makin menampakkan minat baca yang tinggi. "aku suka pelajaran bahasa Indonesia..." begitu ceritanya pada saya di suatu hari, "kenapa?" tanya saya, "abis seru banyak nulis, baca, pokoknya seru deh..."
Setiap hari jika dijemput mobil jemputan sekolah, yg di cek dalam tasnya adalah apakah sudah bawa buku bacaan untuk hari ini ? "Bunda, kalau pagi-pagi jemputan masih sepi, jadi aku bica tenang baca ..." begitu alasannya
Suatu hari saya menemukan obral buku di Gramedia berupa buku-buku karya Astrid Lingrend penulis asal Swedia, penulis favorite saya ketika kecil selain Enyd Blyton. Astrid seperti juga Enyd Blyton (sang pengarang serial Lima Sekawan yg legendaris) memang mengkhususkan diri menulis cerita anak-anak. Obral buku karya Astrid ini berupa serial cerita anak-anak Bullerbyn, sebuah petualangan sekelompok anak kampung Bullerbyn nun di Swedia sana. Melihat harganya hanya Rp. 15.000,- (plus disc 20% jadi harganya Rp. 12.000), saya beli juga tuh buku inget Ori, pasti Ori suka buku jenis seperti ini pikir saya waktu itu. Bukunya kira-kira sekitar 50 halaman.
Keesokan paginya, Ori dengan ceria membawa buku tersebut ke sekolah untuk dibaca di mobil jemputan. Malam ketika kami bertemu kembali, saya bertanya penuh antusias,
"gimana bukunya seru gak?? suka gak kisahnya?"
"aku suka Bunda.."
"sudah sampai mana ?"
"sudah selesai.."
" masa sih.." ujar saya heran
"iya, kan aku baca di jemputan pergi sama di jemputan pulang" , jarak rumah dan sekolah memang cukup jauh tetapi saya pikir, masa sih Ori sudah bisa baca buku setebal itu?
"bener deh Bun, aku sudah tahu ceritanya gimana, tapi lupa nama-namanya abis susah susah namanya.." begitu celotehnya dan meluncurlah kisah ulang isi buku tersebut
Subhanallah...anak saya (yang rasa-rasanya baru kemarin diambil dari rumah sakit pasca dilahirkan hehe..), kok sudah bisa baca buku seperti itu?
Apa sih yang paling dibanggakan oleh seorang ibu ?
kalau jenis ibu-ibu seperti saya sih, ya itu anak yg cerdas, senang membaca rasanya wuah..tak terkira bangganya
Di rumah kami, tak ada barang berharga selain buku (maksudnya saya lebih menganggap buku -buku saya dan Ori jauh lebih berharga dari televisi 14 in kami bahkan mungkin dari motor Yamaha Vega suami saya hahahaha....)
Kadang-kadang, saya yang sering menyatakan diri sebagai golongan ibu-ibu rasional, tetap suka gak rasional jika menemukan obral buku, apalagi jika itu obral buku anak-anak, yang tadinya bilang "gak punya uang" (saat ada yang menawari cicilan barang meski tak seberapa), tapi bisa berubah cepat jadi "rasanya masih ada uang" jika menemukan obral buku murah. Dasar ibu-ibu payah ya ?? gak konsisten!! semua rencana bisa buyar hanya karena atas nama cinta dan sayang anak..
Setiap hari jika dijemput mobil jemputan sekolah, yg di cek dalam tasnya adalah apakah sudah bawa buku bacaan untuk hari ini ? "Bunda, kalau pagi-pagi jemputan masih sepi, jadi aku bica tenang baca ..." begitu alasannya
Suatu hari saya menemukan obral buku di Gramedia berupa buku-buku karya Astrid Lingrend penulis asal Swedia, penulis favorite saya ketika kecil selain Enyd Blyton. Astrid seperti juga Enyd Blyton (sang pengarang serial Lima Sekawan yg legendaris) memang mengkhususkan diri menulis cerita anak-anak. Obral buku karya Astrid ini berupa serial cerita anak-anak Bullerbyn, sebuah petualangan sekelompok anak kampung Bullerbyn nun di Swedia sana. Melihat harganya hanya Rp. 15.000,- (plus disc 20% jadi harganya Rp. 12.000), saya beli juga tuh buku inget Ori, pasti Ori suka buku jenis seperti ini pikir saya waktu itu. Bukunya kira-kira sekitar 50 halaman.
Keesokan paginya, Ori dengan ceria membawa buku tersebut ke sekolah untuk dibaca di mobil jemputan. Malam ketika kami bertemu kembali, saya bertanya penuh antusias,
"gimana bukunya seru gak?? suka gak kisahnya?"
"aku suka Bunda.."
"sudah sampai mana ?"
"sudah selesai.."
" masa sih.." ujar saya heran
"iya, kan aku baca di jemputan pergi sama di jemputan pulang" , jarak rumah dan sekolah memang cukup jauh tetapi saya pikir, masa sih Ori sudah bisa baca buku setebal itu?
"bener deh Bun, aku sudah tahu ceritanya gimana, tapi lupa nama-namanya abis susah susah namanya.." begitu celotehnya dan meluncurlah kisah ulang isi buku tersebut
Subhanallah...anak saya (yang rasa-rasanya baru kemarin diambil dari rumah sakit pasca dilahirkan hehe..), kok sudah bisa baca buku seperti itu?
Apa sih yang paling dibanggakan oleh seorang ibu ?
kalau jenis ibu-ibu seperti saya sih, ya itu anak yg cerdas, senang membaca rasanya wuah..tak terkira bangganya
Di rumah kami, tak ada barang berharga selain buku (maksudnya saya lebih menganggap buku -buku saya dan Ori jauh lebih berharga dari televisi 14 in kami bahkan mungkin dari motor Yamaha Vega suami saya hahahaha....)
Kadang-kadang, saya yang sering menyatakan diri sebagai golongan ibu-ibu rasional, tetap suka gak rasional jika menemukan obral buku, apalagi jika itu obral buku anak-anak, yang tadinya bilang "gak punya uang" (saat ada yang menawari cicilan barang meski tak seberapa), tapi bisa berubah cepat jadi "rasanya masih ada uang" jika menemukan obral buku murah. Dasar ibu-ibu payah ya ?? gak konsisten!! semua rencana bisa buyar hanya karena atas nama cinta dan sayang anak..
Selasa, 03 Maret 2009
Semester Genap
Alhamdulillah...............kakak Ori sudah semester II nih. raportnya? so far so good...bundanya cukup puas bahkan sangat puas. Dengan bunda yg harus pontang panting bantu belajar, dengan jam berangkat sekolah yg harus "nyubuh", Bundanya Ori cukup puas dengan hasil raportnya. Ketika sebagian teman-temannya belajar menulis, kakak Ori sudah membuat cerita pendek meskipun susunan kalimat belum rapi dan minus tanda baca. Tiada hari tanpa menulis....begitulah Ori yang memang sejak kecil menunjukkan minat tinggi pada membaca dan menulis. Jadi ketika sekolah menugaskannya berlatih menulis, maka tak ada pelajaran yang lebih menyenangkan kelihatannya selain menulis...(mudah-mudahan kelak jadi novelis ya Or...amiin..)
Rabu, 19 November 2008
Sang Calon Astronout (2)
"Bunda, planet apa coba yang gak bisa dilihat"
"Planet apa ya......????!!???"
"Planet bumi dong, kan kita tinggal di bumi.."
"Oh iya ya...."
"kalau Bunda mau lihat planet bumi, harus pakai teropong yang panjaaaaang ....sekali, terus teropongnya dibengkokkan ..."
"oooooh gitu...kata siapa ?"
"itu ide aku sendiri...hehehe..."
"??!!%#$@??????"
"Planet apa ya......????!!???"
"Planet bumi dong, kan kita tinggal di bumi.."
"Oh iya ya...."
"kalau Bunda mau lihat planet bumi, harus pakai teropong yang panjaaaaang ....sekali, terus teropongnya dibengkokkan ..."
"oooooh gitu...kata siapa ?"
"itu ide aku sendiri...hehehe..."
"??!!%#$@??????"
Langganan:
Komentar (Atom)