Beberapa hari di minggu pertama puasa, Ori selalu bercerita bahwa teman-temannya bergatian terkena penyakit cacar air, "Bunda, aku bakal ketularan enggak ya...."
Di hari terakhir sekolah sebelum libur Lebaran , ternyata Ori ketularan juga. "Wah, aku yang ke sepuluh yang kena penyakit cacar air di kelasku.."
Berikut kutipan dari Situs Info-Sehat, Situs Kesehatan Keluarga mengenai Cacar air yang sering membuat kita was-was karena penularannya yang cepat
Cacar air (chicken pox) disebabkan oleh virus yang bernama varisela zoster. Virus ini menyerang kulit dengan membentuk luka yang berisi cairan. Cacar biasanya mengenai anak yang berusia 9 tahun ke atas. Orang dewasa jarang terkena cacar air, namun jika terkena umumnya lebih berat dibandingkan anak kecil. Cacar air merupakan penyakit yang mudah sekali penularannya. Dapat melalui kontak langsung dengan luka penderita atau benda yang dipergunakan penderita. Dapat juga melalui udara, misalnya melalui batuk, bersin, bahkan nafas penderita. Masuknya virus ke dalam tubuh / masa inkubasi hingga munculnya gejala awal penyakit terjadi antara 14 – 16 hari. Gejala cacar air adalah nyeri kepala dan demam yang berlangsung sekitar 7 – 7 hari, kadang-kadang disertai pilek atau hidung tersumbat, bersin, dan batuk. Setelah demam reda, muncul bintik-bintik merah yang dimulai dari daerah sekitar wajah dan dada yang lalu menyebar ke seluruh tubuh disertai rasa gatal. Kondisi yang demikian diakhiri dengan munculnya vesikel (bintil yang berisi cairan berwarna jernih). Jumlah yang didapat setiap penderita bervariasi. Masa aktif penularan cacar air adalah 1 – 2 hari sebelum bintil pertama muncul. 6 – 7 hari setelah bintil terakhir muncul. Melewati masa tersebut, secara klinis, penderita tidak akan menularkan penyakitnya lagi. Cacar air yang terjadi pada anak-anak cenderung ringan, sehingga umumnya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Cukup dengan rawat jalan. Jika daya tahan tubuh anak tinggi, maka penyakitnya dapat sembuh dalam waktu 2 minggu. Dalam masa itu, jangan biarkan anak terinfeksi penyakit lain. Jangan biarkan anak bermain ke luar dengan teman-temannya. Hindarkan anak dari apapun yang dapat membuat bintil-bintil yang dimilikinya pecah. Jika bintil pecah, kemungkinan besar akan terjadi infeksi bakteri. Dan kalau sudah begitu, anak harus diberi antibiotik, bahakan harus dirawat di rumah sakit.Jika di rumah ada anggota keluarga yang belum pernah terjangkit cacar, dewasa maupun anak-anak usahakan untuk tidak melakukan kontak langsung. Langkah yang paling efektif dan aman adalah dengan melakukan vaksinasi cacar air. Vaksinasi ini diberikan 36 jam setelah kontak.
Mudah-mudahan info ini bermanfaat
Ssssttt....kata Ori setelah masuk sekolah kembali pasca libur Lebaran, "Bunda, sekarang di kelasku tinggal 3 orang yang gak ketularan cacar air..."
Jadi rupanya selama libur Lebaran beberapa temannya bersamaan terkena penyakit ini
Saat Ori sudah terinfeksi penyakit ini, adiknya Quina Aika (3.5 thn) berniat saya berikan vaksin varilic untuk menghindari tertularnya penyakit ini mengingat dia masih terlalu kecil untuk "bekerja sama" melawan penyakit ini
Tetapi RS menolak memberikan vaksin ini setelah tahu bahwa adek sudah terlanjur kontak dalam satu ruangan yang sama dengan kakak yang telah positif terinfeksi. Hal ini menjadikan vaksin varillic tak bisa bekerja optimum membentuk antibody terhadap virus tersebut
Senin, 20 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar