"Bunda, tahu gak kita ada di galaksi apa coba....???"
"Bima Sakti"
"kok Bunda tahu sih..."
"kan Bunda juga dulu sekolah dong..."
"Bunda tahu gak planet yang paling jauh itu apa "
"pluto!!.."
"salah...sekarang planet pluto itu sudah gak ada tapi sudah berubah jadi planet kurcaci"
"oooo....Bunda baru tahu.."
"Bunda, coba planet apa yang paling nyaman untuk tinggal ??"
"Bumi dong, kan di bumi ada oksigen bisa bikin manusia hidup.."
"ih, Bunda pinter deh..."
"iya dong...Bunda kan masih ingat pelajaran sekolah dulu..."
"Bunda tahu gak yang disebut planet merah itu apa?"
"....hhhmmm...apa ya..."
"kalau planet yang paling panas selain matahari apa coba ?...terus yang suka disebut planet cantik itu planet apa hayo...kalau yang punya cincin planet apa ...???"
Selanjutnya celotehan Ori tak terbendung untuk menjelaskan bahwa planet ini begini, planet itu begitu, planet ini warna nya merah karena...bla...bla...bla.....panjaaaaaang....
Tiba-tiba saya blank....mendengar serentetan pertanyaan itu
Tiba-tiba kebanggaan akan masih adanya sisa pengetahuan yang menempel di otak langsung menguap entah kemana...
percakapan itu tak henti-hentinya keluar dari mulut Ori selama perjalanan pulang dari rumah neneknya ke rumah kami (Ori biasa pulang sekolah ke rumah neneknya dan saya akan menjemputnya setiap pulang kantor...biasa...problem ibu bekerja..)
Sejak usia 3 tahunan, Ori menunjukkan minat yang cukup tinggi pada cerita tata surya dan seputar ruang angkasa. Setiap ditanya cita-citanya selalu dijawab mantap, Jadi Astronout!! katanya (do'a Bunda selalu menyertaimu nak!! Puji syukur ya Allah....telah Kau karuniakan anak cerdas kepadaku..). Itu sebabnya ketika tema di sekolah bulan ini adalah The miracle of universe, klop sudah! Aneka planet itu jadi topik favoritenya (dan Ibunya makin merasa kerdil...)
Tiba-tiba saya menyadari, bahwa menjadi orang tua cerdas saat ini adalah sebuah tuntutan. Bagaimana bisa mengajari dan membimbing anak belajar jika kemampuan kita terbatas. Bagaimana bisa menjadi teman berdiskusi anak, jika apa yang didiskusikan tidak dikuasai.
Sering orang tua merasa bahwa dirinya jauh lebih cerdas dibanding anak-anaknya dengan dalih, orang tua sudah banyak makan "asam garam" kehidupan, pernah sekolah sampai strata tertentu, sudah pernah ini, sudah pernah itu....dan berbagai alasan lain yang intinya, "Ayah dan Ibu lebih tahu dong.."
Tapi tunggu dulu.....
ini jaman yang berbeda bu! pak!
Anak-anak sekarang selain banyak mendapat stimulasi dari lingkungan, mereka juga berkembang di tengah suasana dan lingkungan yang jelas-jelas berbeda dengan masanya kita
Dimana arus informasi begitu cepatnya berkembang, dimana jaman makin maju, dan kita tak dapat mencegah itu semua
Jadi, tak ada cara lain, selain menjadi orang tua yang cerdas yang mau belajar bersama-sama anak. Tak perlu malu mengakui bahwa kita tak lebih banyak tahu daripada anak dalam beberapa hal. Rasanya akan lebih baik terlihat sedikit tidak tahu di depan anak, daripada terlihat sok tahu di depan mereka (dan anak pada akhirnya akan mengetahui bahwa orang tuanya memang tidak tahu..)
Jadi, ayo kita belajar kembali ke "sekolah" agar punya pengetahuan yang sama dengan anak kita
Ayo buka buku, browsing internet, tanya guru, atau bahkan tanya siapa saja untuk dapat menjawab semua pertanyaan anak. Mari kita isi otak anak dengan hal-hal baik apalagi jika "isi" tersebut datang dari orang tuanya. Sekolah bukan penanggung jawab utama kecerdasan mereka...
Kitalah yang paling bertanggung jawab akan kecerdasan dan tumbuh kembang mereka
Jumat, 14 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar