Rabu, 19 November 2008

Sang Calon Astronout (2)

"Bunda, planet apa coba yang gak bisa dilihat"

"Planet apa ya......????!!???"

"Planet bumi dong, kan kita tinggal di bumi.."

"Oh iya ya...."

"kalau Bunda mau lihat planet bumi, harus pakai teropong yang panjaaaaang ....sekali, terus teropongnya dibengkokkan ..."

"oooooh gitu...kata siapa ?"

"itu ide aku sendiri...hehehe..."

"??!!%#$@??????"

Jagoan Perempuan..

"Bunda, aku mau jadi jagoan perempuan kayak Kim Possible.."

(hayooo...siapa yang gak tahu Kim Possible..)

"aku juga mau kayak Mulan, jagoan perempuan yang berani perang.."

begitulah Ori memberikan alasan ketika dia memutuskan memilih Taekwondo sebagai ektra kurikulernya di sekolah.

"kakak yakin mau ikut taekwondo ?" saya berusaha membantu Ori agar tidak salah memilih tanpa ikut campur pada pilihannya

"Yakin gak ikut ekskul gambar saja, kan Ori senang menggambar.."

"Enggak ah Bun...kan aku sudah bilang mau jadi jagoan perempuan.."

Setiap Jum'at sore Ori mengikuti latihan taekwondo sepulang sekolah. Setiap habis latihan, saya menanyakan kebisaan apa yang sudah dipelajari selama latihan.

"Bunda, aku sudah bisa begini nih..." (Ori melakukan tendangan bebas seperti taekwondoin nasional...duh lagaknya anakku...yang ingin jadi jagoan perempuan..)

Memasuki bulan ke tiga masa latihan taekwondo, Ori berbisik-bisik setelah saya tanya seperti biasanya, "tadi latihan apa Kak ?"

"Bunda, boleh gak ya aku ganti ekskul ?"

"Lho...kenapa mau ganti ?"

"Aku ingin ikut sanggar Rumah Pencil aja" (Rumah Pencil adalah sanggar lukis, gambar dan aneka kreativitas yang bekerjasama dengan sekolahnya)

"iya, tapi kenapa gak mau latihan taekwondo lagi ?"

"Ake capek kalau abis latihan suka ngantuk terus, ini betis aku juga sakit semua..?"

"Jadi batal jadi jagoan perempuan nih ?"

"hehheheeeheheehehe.....tetep mau sih ?"

"Ya sudah nanti Bunda bilang Bu guru di buku komunikasi kalau Ori mau ganti ekskul, tapi boleh gak sama bu guru ?"



Dan....

jadilah sang calon jagoan perempuan mengikuti ekskul sanggar krativitas

Setiap hari jum'at sore sepulang kantor, yang muncul adalah pameran hasil kreativitas.

"senang gak ikut Rumah Pencil ?"

"senang dong.....eh, tahu gak Bun kan kakak yang ngajarnya namanya kak Lucky, baik deh orangnya, terus ya aku diajarin bikin ini nih..." Ori menunjukkan kartu pop up hasil kayanya

"nanti aku mau kasih lihat sama Ayah, kan ini aku buat sendiri " ujarnya bangga



Duuuhhh....dasar anak-anak....

di usia seperti Ori, memang minat anak masih berkembang sehingga sebagai orang tua saya hanya dapat mendukung apapun yang diminatinya selama positif



"Bunda, aku tetep bisa jadi jagoan perempuan gak kalau gak latihan taekwondo lagi ?"

itu pertanyaan Ori beberapa minggu setelah ikut ekskul sanggar kreativitas

"ya bisa dong, kan jagoan perempuan bukan hanya yang pinter taekwondo, memangnya yang disebut jagoan itu yang pinter berkelahi saja seperti Kim Possible atau Mulan?"



Panjang lebar saya bercerita bahwa, jagoan perempuan itu artinya perempuan yang punya keahlian apapun itu selama bermanfaat bagi orang lain dan dirinya

"berarti kalau aku pinter bikin-bikin apaaaa.. gitu.....aku juga tetep jagoan perempuan dong"

"iya dong....asal rajin, kakak pasti bisa jadi jagoan perempuan "



Sebenarnya sih, saya yang memotivasi Ori untuk jadi anak perempuan pemberani, dengan memilihkannya tontonan video Kim Possible dan Mulan. Niatnya sih hanya ingin memotivasi Ori agar tidak menjadi penakut karena keperempuanannya. Insya Allah dengan do'a Ayah dan Bundanya, dengan ridho Allah, keinginan Ori untuk menjadi jagoan perempuan akan tercapai
(gak jadi jagoan perempuan juga Bunda tetep sayang dan bangga sama kamu, nak!!)

Jumat, 14 November 2008

Sang calon Astronout

"Bunda, tahu gak kita ada di galaksi apa coba....???"
"Bima Sakti"
"kok Bunda tahu sih..."
"kan Bunda juga dulu sekolah dong..."
"Bunda tahu gak planet yang paling jauh itu apa "
"pluto!!.."
"salah...sekarang planet pluto itu sudah gak ada tapi sudah berubah jadi planet kurcaci"
"oooo....Bunda baru tahu.."
"Bunda, coba planet apa yang paling nyaman untuk tinggal ??"
"Bumi dong, kan di bumi ada oksigen bisa bikin manusia hidup.."
"ih, Bunda pinter deh..."
"iya dong...Bunda kan masih ingat pelajaran sekolah dulu..."
"Bunda tahu gak yang disebut planet merah itu apa?"
"....hhhmmm...apa ya..."
"kalau planet yang paling panas selain matahari apa coba ?...terus yang suka disebut planet cantik itu planet apa hayo...kalau yang punya cincin planet apa ...???"
Selanjutnya celotehan Ori tak terbendung untuk menjelaskan bahwa planet ini begini, planet itu begitu, planet ini warna nya merah karena...bla...bla...bla.....panjaaaaaang....

Tiba-tiba saya blank....mendengar serentetan pertanyaan itu
Tiba-tiba kebanggaan akan masih adanya sisa pengetahuan yang menempel di otak langsung menguap entah kemana...
percakapan itu tak henti-hentinya keluar dari mulut Ori selama perjalanan pulang dari rumah neneknya ke rumah kami (Ori biasa pulang sekolah ke rumah neneknya dan saya akan menjemputnya setiap pulang kantor...biasa...problem ibu bekerja..)

Sejak usia 3 tahunan, Ori menunjukkan minat yang cukup tinggi pada cerita tata surya dan seputar ruang angkasa. Setiap ditanya cita-citanya selalu dijawab mantap, Jadi Astronout!! katanya (do'a Bunda selalu menyertaimu nak!! Puji syukur ya Allah....telah Kau karuniakan anak cerdas kepadaku..). Itu sebabnya ketika tema di sekolah bulan ini adalah The miracle of universe, klop sudah! Aneka planet itu jadi topik favoritenya (dan Ibunya makin merasa kerdil...)

Tiba-tiba saya menyadari, bahwa menjadi orang tua cerdas saat ini adalah sebuah tuntutan. Bagaimana bisa mengajari dan membimbing anak belajar jika kemampuan kita terbatas. Bagaimana bisa menjadi teman berdiskusi anak, jika apa yang didiskusikan tidak dikuasai.
Sering orang tua merasa bahwa dirinya jauh lebih cerdas dibanding anak-anaknya dengan dalih, orang tua sudah banyak makan "asam garam" kehidupan, pernah sekolah sampai strata tertentu, sudah pernah ini, sudah pernah itu....dan berbagai alasan lain yang intinya, "Ayah dan Ibu lebih tahu dong.."

Tapi tunggu dulu.....
ini jaman yang berbeda bu! pak!
Anak-anak sekarang selain banyak mendapat stimulasi dari lingkungan, mereka juga berkembang di tengah suasana dan lingkungan yang jelas-jelas berbeda dengan masanya kita
Dimana arus informasi begitu cepatnya berkembang, dimana jaman makin maju, dan kita tak dapat mencegah itu semua

Jadi, tak ada cara lain, selain menjadi orang tua yang cerdas yang mau belajar bersama-sama anak. Tak perlu malu mengakui bahwa kita tak lebih banyak tahu daripada anak dalam beberapa hal. Rasanya akan lebih baik terlihat sedikit tidak tahu di depan anak, daripada terlihat sok tahu di depan mereka (dan anak pada akhirnya akan mengetahui bahwa orang tuanya memang tidak tahu..)

Jadi, ayo kita belajar kembali ke "sekolah" agar punya pengetahuan yang sama dengan anak kita
Ayo buka buku, browsing internet, tanya guru, atau bahkan tanya siapa saja untuk dapat menjawab semua pertanyaan anak. Mari kita isi otak anak dengan hal-hal baik apalagi jika "isi" tersebut datang dari orang tuanya. Sekolah bukan penanggung jawab utama kecerdasan mereka...
Kitalah yang paling bertanggung jawab akan kecerdasan dan tumbuh kembang mereka

Rabu, 12 November 2008

Tantrum

"Bunda, kenapa sih adek suka ngamuk kalau nangis atau kalau ngambek...??"
Pertanyaan kakak Ori terlontar melihat adeknya Quina tak henti-henti menjerit-jerit dan meraung-raung karena tak berhasil membuat ibunya mengerti apa yang diinginkannya
"memangnya aku waktu kecil suka ngamuk juga gitu ?" kakak Ori masih terheran-heran

Sebenarnya Adek mencari jepit rambutnya dan meminta saya mencarinya, tetapi saya tak memahami jepit rambut mana yang dicarinya karena dengan kemampuan terbatasnya dalam mendeskripsikan suatu benda yang dimaksud, saya malah menjadi bingung, jempit rambut yang mana ya.....

Karena tak berhasil memahami maksudnya, saya berulang kali menanyakan Adek, yang biru ? yang pink ? yang ada bentuk apanya dek.....
Hasilnya, Adek tambah marah, tambah menjerit-jerit, "cariiiiinnn......" teriaknya
tanpa mau bicara lain untuk menambah keterangan sang jempit rambut tersebut, duh...
Biasanya jika apa yang dihendaki telah terpenuhi, amukannya langsung mereda

Teman, bapak..., ibu....
pernahkan anak anda mengalami tantrum seperti adek ?
pernahkah anak anda mengamuk di Supermarket apalagi hingga berguling-guling
atau pernahkah menemukan anak lain yang mengalami hal seperti itu, hingga orang tuannya stress. Itulah yang disebut Tantrum

Penney Hames, dalam bukunya Menghadapi dan Mengatasi Anak Yang Suka Mengamuk (gara-gara Adek suka ngamuk nih baca buku ini...),
Tantrum atau mengamuk adalah ledakan emosi yang kuat yang terjadi ketika anak balita anda merasa lepas kendali. Tantrum adalah demonstrasi praktis dari apa yang dirasakan oleh anak dalam dirinya, kacau, bingung, dan berantakan. Hampir semua tantrum atau amukan terjadi ketika anak balita sedang bersama orang yang paling dicintainya- artinya, kemungkinan besar ketika bersama anda.

Jadi tidak heran, saat saya tanyakan soal kebiasaannya ini, menurut ibu gurunya di play group, Quina adalah anak manis padahal saya sudah mati-matian menjadi orang tua yang sabar di banyak kesempatan

Setiap anak, mempunyai kemampuan kendali emosi yang berbeda-beda, jadi kalau Kakak Ori tak pernah mengamuk, bukan berarti adiknya yang notabene se-Ayah se-Ibu, akan tidak mengamuk juga, terbukti !!!

tapi, teman, bapak...ibu...
jangan khawatir, ini masih kata Bu Penney Hames (seorang psikolog klinis anak),
bahwa dari satu segi, mengamuk adalah langkah-langkah maju yang alami yang sering terjadi, dan percaya atau tidak, bersifat positif di dalam perkembangan anak. Amukan membuktikan bahwa anak Anda mulai mengembangkan suatu perasaan akan diri dan tempat dirinya di dalam dunia. Mengamuk adalah cara anak menghadapi frustasi yang dia rasakan ketika dia tidak mampu lagi mempertahankan perasaan yang masih rapuh tentang diri dan tempatnya di dunia

Ada tips dari ibu Penney ini,
Jika Anda harus berkata "tidak" kepada anak balita Anda (anak yang suka mengamuk biasanya tidak bisa menerima kata "tidak" dan bisa memicu sebuah amukan ), tawarkan dua pilihan lain sehingga dia masih merasa memiliki kendali. pilihan memberi kesempatan kepada anak untuk melarikan diri dengan tidak kehilangan harga diri

Jadi yang bisa kita lakukan sebagai orang tua adalah
sabar....sabar....sabar....belajar...belajar...belajar....pahami...pahami...pahami...
Insya Allah, sang pengamuk akan terkendali, jadi bukan mencubitnya atau malah memukulnya ketika stress menghadapi amukan anak, sebab jika terjadi hal seperti itu maka kita sedang menambahkan masalah pada diri sang pengamuk tersebut (dan masalah kita juga tentu...)

Jadi yang bisa saya lakukan untuk Ori atas pertanyaannya,
"Adek bingung kak, karena menurut Adek kok Bunda gak ngerti-ngerti maunya Adek, tapi Adek juga masih terlalu kecil untuk bisa menjelaskan ke Bunda sebenarnya yang Adek mau itu apa, jepit yang mana...gitu lo Kak.."
"Oooohhh......kayaknya jepit pink yang ada kelincinya itu deh Bun..."
Bang!!!!%$##...kok Kakak Ori lebih tahu ya...duuuhhhh.....susahnya jadi orang tua..

Ninja Prerempuan...


"Bunda, betulkah perempuan gak bisa jadi ninja ????"

itu pertanyaan kakak Ori minggu lalu

"siapa yang bilang begitu???"

"kata Kak Ichad, perempuan gak bisa jadi ninja, makanya gak ada ninja perempuan...."

kak Ichad adalah kakak kelasnya di sekolah yang biasa pulang bersama-sama Ori dalam satu mobil jemputan

"hhhmmmm....kalau menurut Bunda semua orang baik laki-laki atau perempuan bisa kok jadi ninja asal mau berlatih dan siap menanggung resiko jadi ninja"

Cling!!! kakak Ori langsung tersenyum,

"memangnya Ori mau jadi ninja ?"

"enggak sih...tapi masa kata kak Ichad gitu...."

Saya menjelaskan panjang lebar, bahwa setiap anak laki-laki ataupun perempuan punya kesempatan yang sama untuk menjadi apa saja yang diinginkannya asal giat berlatih dan rajin belajar (belajar jadi ninja....hihihi...lucu juga ya..tapi namanya juga anak-anak...)


Melihat mimik Ori yang serius saat bertanya, saya berusaha serius menanggapi meskipun sebetulnya berusaha menahan senyum

Saya berusaha meyakinkannya bahwa ini bukan masalah perempuan atau laki-laki, tetapi masalah siapa yang rajin dan giat berlatih yang akan suskses mencapai cita-cita


Alhamdulillah......

kemarin saat Ori pulang sekolah (kebetulan saya ambil cuti dan bagi seorang ibu bekerja kapan lagi "pamer" bisa menjemput anak ke sekolah....hehe..) dengan bersemangat Ori bercerita, bahwa hari itu ada guest teacher yang datang ke sekolahnya, dua orang Astronom dari ITB, katanya, "Bunda, astronomnya perempuan lo....dua-duanya..." ujarnya dengan bangga

Ori ternyata dapat menyerap sebuah kebanggaan ketika menemukan ada profesi yang dianggapnya hebat yang dijalani perempuan, sama seperti dirinya perempuan...


Saya hanya ingin menanamkan bahwa menjadi perempuan haruslah bangga dan memotivasinya jangan terjebak masalah gender sehingga dia terpaksa memilih cita-cita dan keinginan karena sudah terkotak-kotak sebagai "bagian perempuan" atau "bagian laki-laki", seperti yang sering dilakukan masyarakat kita





Senin, 20 Oktober 2008

Cacar Air

Beberapa hari di minggu pertama puasa, Ori selalu bercerita bahwa teman-temannya bergatian terkena penyakit cacar air, "Bunda, aku bakal ketularan enggak ya...."
Di hari terakhir sekolah sebelum libur Lebaran , ternyata Ori ketularan juga. "Wah, aku yang ke sepuluh yang kena penyakit cacar air di kelasku.."

Berikut kutipan dari Situs Info-Sehat, Situs Kesehatan Keluarga mengenai Cacar air yang sering membuat kita was-was karena penularannya yang cepat

Cacar air (chicken pox) disebabkan oleh virus yang bernama varisela zoster. Virus ini menyerang kulit dengan membentuk luka yang berisi cairan. Cacar biasanya mengenai anak yang berusia 9 tahun ke atas. Orang dewasa jarang terkena cacar air, namun jika terkena umumnya lebih berat dibandingkan anak kecil. Cacar air merupakan penyakit yang mudah sekali penularannya. Dapat melalui kontak langsung dengan luka penderita atau benda yang dipergunakan penderita. Dapat juga melalui udara, misalnya melalui batuk, bersin, bahkan nafas penderita. Masuknya virus ke dalam tubuh / masa inkubasi hingga munculnya gejala awal penyakit terjadi antara 14 – 16 hari. Gejala cacar air adalah nyeri kepala dan demam yang berlangsung sekitar 7 – 7 hari, kadang-kadang disertai pilek atau hidung tersumbat, bersin, dan batuk. Setelah demam reda, muncul bintik-bintik merah yang dimulai dari daerah sekitar wajah dan dada yang lalu menyebar ke seluruh tubuh disertai rasa gatal. Kondisi yang demikian diakhiri dengan munculnya vesikel (bintil yang berisi cairan berwarna jernih). Jumlah yang didapat setiap penderita bervariasi. Masa aktif penularan cacar air adalah 1 – 2 hari sebelum bintil pertama muncul. 6 – 7 hari setelah bintil terakhir muncul. Melewati masa tersebut, secara klinis, penderita tidak akan menularkan penyakitnya lagi. Cacar air yang terjadi pada anak-anak cenderung ringan, sehingga umumnya tidak perlu dirawat di rumah sakit. Cukup dengan rawat jalan. Jika daya tahan tubuh anak tinggi, maka penyakitnya dapat sembuh dalam waktu 2 minggu. Dalam masa itu, jangan biarkan anak terinfeksi penyakit lain. Jangan biarkan anak bermain ke luar dengan teman-temannya. Hindarkan anak dari apapun yang dapat membuat bintil-bintil yang dimilikinya pecah. Jika bintil pecah, kemungkinan besar akan terjadi infeksi bakteri. Dan kalau sudah begitu, anak harus diberi antibiotik, bahakan harus dirawat di rumah sakit.Jika di rumah ada anggota keluarga yang belum pernah terjangkit cacar, dewasa maupun anak-anak usahakan untuk tidak melakukan kontak langsung. Langkah yang paling efektif dan aman adalah dengan melakukan vaksinasi cacar air. Vaksinasi ini diberikan 36 jam setelah kontak.

Mudah-mudahan info ini bermanfaat

Ssssttt....kata Ori setelah masuk sekolah kembali pasca libur Lebaran, "Bunda, sekarang di kelasku tinggal 3 orang yang gak ketularan cacar air..."
Jadi rupanya selama libur Lebaran beberapa temannya bersamaan terkena penyakit ini

Saat Ori sudah terinfeksi penyakit ini, adiknya Quina Aika (3.5 thn) berniat saya berikan vaksin varilic untuk menghindari tertularnya penyakit ini mengingat dia masih terlalu kecil untuk "bekerja sama" melawan penyakit ini

Tetapi RS menolak memberikan vaksin ini setelah tahu bahwa adek sudah terlanjur kontak dalam satu ruangan yang sama dengan kakak yang telah positif terinfeksi. Hal ini menjadikan vaksin varillic tak bisa bekerja optimum membentuk antibody terhadap virus tersebut

Sabtu, 18 Oktober 2008

Luangkan Waktu...

"Bunda, apakah bunda punya waktu ?" itu pertanyaan sulung saya Oriza di suatu pagi yang sibuk.

"Kenapa sayang ?"saya menjawab sambil pontang panting dari dapur ke ruang lain beresin ini itu plus memasak

"Kalau bunda punya waktu, apa mau main kwartet sama aku ?"

Bug @#**$@!!!! .......sesuatu seolah-olah baru saja memukul kepala saya dengan kerasnya

"ooo...tentu bunda ada waktu biarpun sebentar, ayo kita main kwartet..." seraya berlari ke dapur mematikan kompor saya menangis dalam hati...

Anakku dengan sopannya meminta sedikit waktu ibunya untuk bermain sejenak, rasanya tak ada alasan apapun untuk menolaknya

Jadilah kami bermain kwartet sambil duduk lesehan di lantai. Rasanya sudah tidak penting lagi apakah masakan tadi matang atau tidak, dan menu sarapan pagi itu menjadi gak jelas..

Ibu....bapak...pernahkah mengalami hal serupa ???

Kak Seto dalam suatu tayangan TV berpesan, jangan berani punya anak jika tak pernah mau meluangkan waktu untuk mendidik, merawat dan mengasuhnya

Sedikit waktu yang sering kita abaikan untuk sekedar membaca koran gosip atau tayangan infotainment di TV atau bahkan rumpi via telepon dengan sahabat, bisa jadi akan sangat berharga dan bermanfaat serta membuat buah hati kita bahagia. Betapa berharganya waktu...

Bukankah kita tak ingin menyesali jika ada moment penting dalam kehidupan tumbuh kembang anak kita yang terlewatkan ?

Jadi mari kita luangkan sedikit waktu untuk sekedar bermain bersama anak-anak kita, mereka tak pernah menuntut seluruh waktu kita, jadi mengapa tak menyisakan sedikit waktu untuk mereka di tengah keterbatasan waktu kita

Rabu, 24 September 2008

Keluarga Berencana

Head line harian KOMPAS pertengahan Agustus lalu memuat sebuah berita menarik (menurut saya...). Harian tersebut mengangkat berita bahwa diperkirakan Indonesia di tahun 2012 (kalau gak salah kutip nih...) akan mengalami baby booming jika tak mewaspadai pertumbuhan jumlah populasi manusia yang terus bertambah. Jika saja program Keluarga Berencana diabaikan bukan hal mustahil baby booming tersebut akan membuat negara ini punya masalah baru (kurang lebihnya berita tersebut demikian intinya...)


bapak...ibu....teman-teman...masih ingatkah dijaman order baru lalu, betapa sering kita melihat, mendengar dan merasakan (bagi sebagian tertentu usia produktif pada masa itu) slogan "dua anak cukup". Kemana ya slogan tersebut saat ini??

tiba-tiba saya jadi ingat mars BKKBN yang dulu begitu akrab dengan televisi kita (saat masih jaman monopoli televisi itu lo.....), "keluarga berencana sudah waktunya, janganlah diragukan lagi...."

Terlepas dari gaya otoriter "sang bapak pembangunan itu", program KB saat itu dianggap sukses dan Indonesia dianggap mampu menekan laju populasi penduduknya dengan baik


Saya pribadi merupakan pendukung gerakan Keluarga Berencana, hanya saja saya tak setuju dengan slogan "2 anak cukup" itu. Bagi saya inti dari kata "keluarga Berencana" adalah, ya merencanakan pembentukan keluarga tersebut dengan matang, pendidikan macam apakah yang akan diberikan pada anak-anak baru lahir tersebut, metoda apakah yang akan digunakan dalam membersarkan dan mendidik sang buah hati tersebut bahkan hingga perencanaan financial untuk mendukung pendidikan mereka tersebut, dan bukan hanya masalah asal lahir dulu, asal sekolah dulu, asal hidup dulu....

Jadi terlepas dari masalah agama, sah-sah saja orang mau punya anak hingga 10 pun, jika semuanya telah direncanakan dengan baik. tapi nyatanya ???



Keluarga Berencana dimata saya bukan lagi program yg sekedar berkonfrontasi dengan pemeo lama "banyak anak banyak rejeki", tetapi bagi saya di jaman serba susah, dimana sudah waktunya kita concern pada masalah pendidikan dan kualitas hidup generasi penerus, kB adalah salah satu solusi untuk itu.

Bukan saya tak setuju dengan mereka yang punya anak 3, 4 bahkan lebih dari itu, selama memang pembentukan keluarga tersebut "direncanakan". Tetapi faktanya masih banyak pasangan suami istri yang beranak banyak tapi semuanya dianggap sebagai hal alamiah kodrat manusia, sehingga tiap kali ada anak baru lahir selalu berpikir, "nanti juga rejekinya mengikuti..."






Sabtu, 23 Agustus 2008

Nabung yuuukkkk....

Salah satu buku favorite saya adalah buku-buku karya penulis Safir Senduk, seorang perencana keuangan terkenal di negri ini.
Ada banyak tulisannya yang sangat mampu membuka wawasan dan paradigma saya tentang semua hal yang berhubungan dengan perencanaan keuangan keluarga. Salah satunya adalah soal kebiasaan umum masyarakat Indonesia yang mempunyai tingkat kesadaran menabung dan berinvestasi yang masih rendah.
Kata Mas Safir nih....., setiap tahun ajaran baru, umumnya para orang tua heboh memikirkan biaya sekolah anak, tiba-tiba saja pegadaian menjadi sangat sibuk, tiba-tiba semua kartu kredit menawarkan pinjaman tanpa agunan dengan segala kemudahan persyaratan, tiba-tiba banyak yang punya hutang baru entah itu sama sodara, teman, tetangga dll....
Padahal.........., masih kata Mas Safir, ketika seorang anak dilahirkan kedunia tahun sekian, orang tuanya tahu, bahwa pada tahun sekian anak tersebut akan sekolah SD, SMP, SMA dst....
tetapi ketika tiba waktunya masuk sekolah, teuteuuuupppp....kalang kabut
Ini membuktikan banyak orang tua yang tidak siap atau tepatnya tidak atau kurang mempersiapkan diri akan hal tersebut. Coba kalau begitu anaknya lahir, sang orang tua menabung untuk sekolah anak tersebut meskipun mungkin hanya Rp. 100.000,- tiap bulan, berapa jumlah uang yg terkumpul 6 tahun kemudian saat anaknya masuk SD, 12 tahun kemudian saat masuk SMP dst....
Jadi.....mengapa menabung itu penting ??? ya itu dia jawabannya
mau nabungnya di bank, di Asuransi, di Investasi, atau yang marak akhir-akhir ini yaitu asuransi plus investasi yang sering disebut unit link...

Sebenarnya apa sih artinya menabung ?????
Sebuah buku mendefinisikan menabung sebagai mengumpulkan sejumlah uang secara kontinyu hingga jangka waktu tertentu.
Lalu, jika kita punya sebuah rekening di Bank, apakah artinya kita mempunyai tabungan ?
jawabannya : belum tentu ! sebab sering orang menyebut "saya punya tabgungan di Bank A..." tapi sebetulnya aktivitas rekeningnya hanya ada aliran keluar tetapi jarang ada aliran uang masuk
Maka sangat berbeda akhirnya jika A menyimpan uang hanya seratus ribu rupiah perbulan tetapi bertahun tahun tak pernah ditarik dari rekeningnya, jika dibandingkan dengan B yang menyimpan uang jutaan rupiah tetapi setelah itu uang ditarik terus menerus tanpa mengisinya kembali.

Untuk itu bapak...ibu....yuk kita mulai menabung...
demi masa depan anak-anak kita tentunya. Bukankah bercita-cita mempunyai anak cerdas dan berhasil di masyarakat adalah cita-cita kita semua ???
tapi tentu cita-cita saja tak cukup jika tidak didukung pendidikan yang baik
dan pendidikan yang baik, tentu bicara fasilitas dan dukungan moril maupun materil
jadi rasanya tak akan rugi jika kita mulai menabung sejak hari ini, yuuuukkkk...

Obat Kuat

Suatu hari kakak Ori mengajukan sebuah pertanyaan pada ayahnya,
"ayah, mengapa ayah dan bunda tidak pernah beli Obat Kuat ???"
Untuk beberapa saat ayahnya tak bisa menjawab dan berusaha berpikir agar tidak salah memberi jawaban,
"ayah dan bunda kan tidak sakit jadi gak perlu beli obat kuat..",
"Ooooo.....gitu jadi orang sehat tidak perlu obat kuat ya ???"
"iya sayang, ...ayah dan bunda tidak perlu obat seperti itu"
Fffffiiiiuuuhhhhh.............percakapan singkat tapi padat. Ayahnya langsung menceritakan hal tersebut kepada saya. Yang terpikir oleh saya , ternyata menjadi orang tua memang tidak mudah, harus siap mengantisipasi segala pertanyaan yang jelas-jelas munculnya dari lingkungan sekitar. Jadi saya bilang pada suami, sebagai orang tua memang seharusnya kita siap dengan segala macam pertanyaan anak-anak, dan untuk itu tak bisa ditawar-tawar menjadi orang tua masa kini memang dituntut cerdas, tangkas, waspada, bijak, sabar dan sederet tuntutan lain yang semua itu hanya bisa diperoleh dari belajar dari pengalaman, mau berpikir terbuka, mau menerima input, mau sharing dengan pengalaman orang lain dan tentu yg tak kalah penting adalah komunikasi dengan anak harus terjaga baik.
Jadi, bapak......ibu......bersiaplah dengan berbagai macam pertanyaan polos khas anak-anak yang kadangkala tak bisa diduga sumbernya, waktunya dan tentu topiknya...

Jumat, 08 Agustus 2008

Sekolah Masa Kini

Sulung saya, Oriza Aleyda (6,5 thn) baru saja masuk Sekolah Dasar. Dengan hasil survey dan penjelajahan hampir se kota Bandung dan dengan segala pertimbangan dan kalkulasi, jatuhlah pilihan pada sebuah Sekolah Dasar Islam swasta di daerah timur Bandung. Sekolah berbasis metoda active learning itu memilih sistem belajar dengan prinsip belajar itu harus menyenangkan (salah satu alasan kenapa juga bundanya Ori ini memilih sekolah itu...)
Beberapa hari menjelang masuk tahun ajaran baru, sang bunda (ceritanya nih...) berusaha proaktif menanyakan ke pihak sekolah buku pegangan selama sekolah dikeluarkan penerbit apa sih (maksudnya buat persiapan ngajarin anak githcu.....), kata pihak sekolah, "semua buku sudah disediakan sekolah bu....", oow...oke, lalu,
"jadi orang tua siapkan saja buku tulis plus alat tulis mungkin ya???....",
"itu juga sudah disiapkan pihak sekolah bu..nanti jelasnya akan disampaikan di rapat orang tua dan pihak sekolah ..." jadi ??
Ternyata oh ternyata saya hanya diminta membekali anak saya ke sekolah setiap senin-jum'at itu hanya botol minum (plus air minumnya tentu), jadi ? enteng juga pikir saya padahal rasanya uang SPP gak terlalu mahal lah......
Waktu berlalu....kakak Ori sekolah bawa tas (ngotot pengen tas baru untuk masuk SD yg akhirnya hanya berisi botol minum..), setiap hari berjalan demikian...
Hari berganti hari, tiap malam saya bertanya, "tadi belajar apa kak..?", kakak Ori bilang, "lupa bun........", hoalaaaahhhhh..... mana tak ada buku, tak ada PR.
Jelas saja saya penasaran, buku tak ada, anak tak bisa diajak dialog soal pelajaran sekolah.....duh gimana nih ? jangan-jangan..........
Meskipun saya mengikuti rapat para orang tua mengenai materi pelajaran dan sistem pembelajaran sebelum tahun ajaran dimulai, tapi teuteup...rasanya gak "nyampe"
Masuk 2 minggu pertama, muncullah sebuah surat disertai sebuah berkas rangkuman dari sekolah, olalala.....ini toh yg diajarkan sekolah pada anak saya ???
jadi berkas itu berupa rangkuman silabus materi pelajaran selama 2 minggu lengkap dgn contoh-contoh soalnya dan guru memberikan pelajaran tersebut dengan cara seperti apa, misal untuk pelajaran Bahasa Indonesia, ada materi membedakan huruf vokal dan konsonan dengan semacam games, dalam sebuah sheet anak-anak diminta melingkari mana yg huruf vokal, dst......
baru saya ngeh, ooo gini toh, anak-anak sekarang cara belajarnya, coba 30 tahun lalu ada cara seperti itu.........

Prakata 2

Salam kenal buat semua yg berkunjung ke blog saya, blog minimalis (kan trend nya minimalissss...hehe), tapi semoga bisa menjadi sarana sharing terutama untuk hal-hal yang selalu melahirkan rasa penasaran saya, kisah-kisah seputar perempuan, anak-anak dan pendidikan.......yuk kita sharing...

Senin, 04 Agustus 2008

Menabung

Sebuah iklan mengenai produk tabungan dari sebuah bank, sedikit mengusik saya, bergambar beberapa anak balita dengan topi toga, bertuliskan "jangan hanya bisa bertanya, mau jadi apa kelak

Prakata

Dunia internet bukan hal baru sebetulnya untuk saya, tetapi baru kali ini mencoba lebih jauh untuk menyelami dan berinteraksi di dunia maya ini. Jadi bukan hanya browsing web ini itu yang tinggal klik dan baca. Alhamdulillah meskipun "susah payah" akhirnya bisa juga membuat sebuah blog pribadi, yang meskipun tidak cantik dan sangat simple tetapi mudah-mudahan bisa menjadi sarana silaturahmi dengan teman, kerabat maupun bunda-bunda lain yang Insya Allah bisa menjadi tempat sharing ilmu dan informasi yang mudah-mudahan saja bisa memberi manfaat. Amiinn..